Try not to become a man of success but rather to become a man of value. (Albert Einstein, 1879-1955)

Sabtu, Februari 02, 2008

Deadlock

Bandar udara international Soekarno-Hatta lumpuh total kemarin siang (Jumat, 01/02/08) karena cuaca buruk, jalan tol menuju ke bandara juga lumpuh karena banjir. Ada pesawat tujuan Jakarta yang terpaksa harus dialihkan (divert) ke Solo, Surabaya, Palembang, bahkan Singapura. Ada juga pesawat yang dari Jakarta terpaksa musti canceled.

Demikian berita yang saya baca dari detik.com kemarin sore.
Dalam salah satu berita di detik.com, ada cerita tentang pesawat yang harus menunggu antrian parkir di bandar udara Juanda, Surabaya.

Saya jadi ingat saat perjalanan pulang saya ke Makassar tiga minggu lalu. saya menumpang pesawat Merpati dengan penerbangan langsung ke Makassar, take-off on-time (kurang lebih) sesuai jadwal pk. 06.10. Pesawat Foker 100 butuh 1 jam 10 menit untuk penerbangan Jogja-Makassar, padahal biasanya pakai Boeing 737-300 cuma 45 menit.

Saat mau mendarat di bandar udara Hasanuddin, pilot menginformasikan bahwa pesawat harus mutar-mutar dulu (kalau nda salah, istilah penerbangannya holding) selama 15 menit untuk menunggu giliran mendarat, karena air-traffic sedang padat.

Ketika sudah final approach (begitu istilah di Flight Simulator :)) dan pada saat taxiing (berjalan dari runway ke apron/parkir atau sebaliknya, lagi-lagi menurut Flight Simulator :)), pramugari mengingatkan bagi penumpang transit tujuan Palu agar nanti bersegera melapor ke bagian transit karena pesawat lanjutannya sudah bersiap berangkat, dan penumpang lain diminta untuk memberi kesempatan kepada para penumpang transit tujuan Palu tersebut untuk turun duluan.

Tapi ternyata saat sudah mendekati tempat parkir, pesawat berhenti dan kembali pilot mengumumkan bahwa kita harus menunggu lagi 15 menit karena tempat parkir penuh.

Yang spontan muncul di pikiran saya.. Wah.. deadlock nih..!? (mentang-mentang baru selesai kuliah SO :)), pesawat Merpati tujuan Palu belum bisa berangkat karena menunggu penumpang transit yang masih berada di dalam pesawat yang saya tumpangi, sementara penumpang transit belum bisa turun karena pesawat belum parkir di tempatnya yang mungkin masih ditempati pesawat tujuan Palu itu.. ha ha ha ha.. (biasanya pesawat Merpati di bandara Hasanuddin parkir di depan atau di dekat departure gate no. 4)

Istri saya yang (Alhamdulillah) berkesempatan menjemput, berulang kali sms untuk menanyakan "sudah turun?", "belum boleh turun?" karena total nunggunya sudah lebih dari satu jam. Iseng saya bilang ke istriku, kasih saja duit seribu rupiah ke tukang parkirnya, biar dia geser-geser pesawat di parkiran dan pesawatku bisa masuk parkir..He he he... emangnya sepeda motor.. :)
(jadi rindu sama Vespa Excel biru-ku yang selalu paling aman di parkiran, ngga ada yang mau geser.., berat..)

Setelah cukup lama menunggu, akhirnya kita bisa turun juga, jauh dari gate 4 dan jauh dari arrival gate. Ternyata hari itu bandar udara Hasanuddin lebih sibuk dari biasanya karena ada kedatangan jemaah haji dan bikin tempat pengambilan bagasi dipenuhi 'orang Arab' (soalnya kebanyakan kostumnya lebih arab dari orang Arab..) ha ha ha ha..

Untuk mba Nesi yang kemarin pulang mendadak ke Padang (ssst.. yang mendadak itu memang bisa dicurigai ada apa-apanya ya.., bu Endang..?! :)), mudah-mudahan perjalanannya lancar-lancar saja, tidak terjebak kemacetan di Soekarno-Hatta, dan sudah tiba di Padang dengan selamat.

Kalau udah mau balik jangan lupa O2 yang banyak yaa..
(O2 = Oleh-oleh)

Tidak ada komentar: